Arsip

Posts Tagged ‘motivasi intrinsik’

Motivasi Belajar—Gunakan Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Maret 26, 2009 28 komentar

Author: Suhadi

Mengobarkan motivasi belajar dalam diri siswa (motivasi intrinsik) dapat dilakukan oleh seorang guru yang mempunyai kesabaran. Setiap siswa adalah individu yang unik, yang mempunyai tingkat kemampuan, minat, dan bakat yang berbeda-beda, baik dalam hal intensitas maupun arah. Guru yang mempunyai tingkat kesabaran tinggi akan dapat menunjukkan kepada siswa-siswanya bahwa semua orang mampu mempelajari sesuatu (termasuk materi ajar di kelas), walaupun dengan alokasi waktu dan upaya yang berbeda-beda. Pendekatan belajar tuntas (mastery learning) dapat dilaksanakan dan mempunyai efek meningkatkan motivasi belajar intrinsik. Pendekatan ini mengakui dan mengakomodasi semua siswa yang mempunyai berbagai tingkat kemampuan, minat, dan bakat tadi asal diberikan kondisi-kondisi belajar yang sesuai. Adanya alokasi waktu khusus untuk remedial dan pengayaan dalam penerapan KTSP di sekolah-sekolah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menuntaskan belajarnya pada suatu kajian.

masing-masing siswa membutuhkan alokasi waktu dan upaya yang berbeda-beda untuk menguasai suatu materi ajar

masing-masing siswa membutuhkan alokasi waktu dan upaya yang berbeda-beda untuk menguasai suatu materi ajar

Pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan belajar tuntas (mastery learning), siswa-siswa yang mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan mendapatkan pelajaran tambahan (remedial) agar mereka juga bisa sukses melewati kajian itu. Sedangkan bagi siswa yang berhasil tuntas menguasai kajian tersebut dapat diberikan program pengayaan (enrichment). Satu hal penting yang harus diingat dalam penerapan pendekatan belajar ini adalah: Penggunaan komunikasi yang tepat memegang peranan sangat penting. Ini berkaitan dengan upaya agar siswa yang lamban tidak merasa rendah diri, dan siswa yang cepat menguasai suatu kajian tidak menjadi tinggi hati. Juga, kemungkinan efek bahwa mengulang-ulang suatu kajian dan kebutuhan waktu yang banyak untuk menguasai suatu materi ajar bagi siswa yang lamban sebagai sesuatu yang memalukan harus Baca selengkapnya…

Motivasi Belajar—Penguatan (Reinforcement), Apa Bedanya Dengan Umpan Balik (Feedback)?

Juli 31, 2008 34 komentar

Author: Suhadi

Tulisan ini saya buat setelah terpicu oleh komentar seorang sahabat, Fitri Jamilah yang merupakan guru IPS dari SMPN 2 Karang Intan. Fitri adalah seorang guru profesional yang pertama kali saya kenal saat kami sama-sama mengikuti Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional tahun 2006 di Bogor. Dan untuk bidang IPS, Fitri berhasil mengharumkan nama Kalsel sebagai Juara I mengalahkan juara-juara perwakilan dari 32 propinsi lainnya. Hebat kan ni Bu Guru? Beberapa kali dia mengomentari tulisan-tulisan di blog ini, sampai akhirnya dia mengatakan tertarik untuk membuat blog juga. Ingin punya blog sendiri. Ternyata oh ternyata, sekarang Fitri muncul dengan tiga blog sekaligus, yaitu Black Zone, Puuuuuisi, dan Esai-Artikel. Salut!

Fitri, pada posting saya yang berjudul “Motivasi Belajar—Feedback Bisa Dijadikan Sarana Untuk Tujuan Ini Lho!”, memberikan komentar yang sangat menarik. Begini bunyinya:

·         Setelah saya ingat-ingat, feedback yang bapak contohkan selama ini sering saya lakukan, tapi saya tidak tau kalau itu namanya feedback. saya pikir itu yang namanya memberi penguatan. Apapun istilahnya, memang wajib dilakukan guru untuk memotivasi siswanya…,ya kan…

Pada prinsipnya saya sependapat dengan Fitri, bahwa “apapun istilahnya, memang wajib dilakukan oleh guru untuk memotivasi siswanya.” Sip!

 

Sekarang, yang membuat saya tertarik untuk menulis ini adalah Fitri berpikir bahwa apa yang telah dilakukannya itu namanya penguatan (reinforcements/reinforcers). Lalu, yang jadi pertanyaan adalah, samakah penguatan dengan feedback (umpan balik)? Saya telah menjawab komentar Fitri dengan mengatakan bahwa “kedua-keduanya bisa menjadi kabur saat kita menerapkannya di dalam kelas”. Kok bisa begitu? Ya, bisalah. He..he… Memang kita bangsa yang suka bikin kabur makna istilah-istilah khusus. (Fit, jangan marah, saya tidak menyalahkan kamu. Jangan ngambek. Cuma alangkah baiknya kalau kita sama-sama membuka lagi materi kuliah dulu waktu di FKIP Unlam  tentang apa itu penguatan dan apa itu feedback.) Sekali lagi saya tandaskan, bahwa ini cuma teori. Teori tanpa praktek sama saja dengan omong kosong, Baca selengkapnya…

Motivasi Belajar—Feedback Bisa Dijadikan Sarana untuk Tujuan Ini Lho!

Juli 26, 2008 18 komentar

Author: Suhadi

 

Pada pembelajaran di kelas, guru barangkali sering menggunakan feedback, atau dalam Bahasa Indonesia disebut umpan balik. Umpan balik? Benarkah anda sering menggunakannya? Atau jarang? Atau malah tidak pernah? Seberapa pentingkah umpan balik atau feedback itu?

 

Tulisan saya kali ini akan mencoba membahas beberapa aspek mengenai penggunaan feedback di dalam kelas. Maaf, saya memilih menggunakan kata dalam versi English-nya bukan karena sok british (saya sendiri belum pintar berbahasa Inggris), tetapi karena kata-kata ini rasanya telah lebih banyak digunakan dalam dunia pendidikan kita dibanding kata umpan balik.

 

Feedback, menurut buku-buku psikologi pendidikan adalah informasi terhadap hasil upaya belajar seseorang. Menilik dari definisi di atas, berarti feedback sangatlah penting. Bagaimana tidak? Seseorang yang sedang belajar sangatlah perlu untuk memperoleh informasi mengenai hasil upayanya dalam belajar. Sudah mencapai hasil yang diharapkan oleh guru atau belum? Bayangkan bila seorang pebelajar (baca: siswa) tidak memperoleh feedback tentang pembelajarannya, ia tidak akan tahu bagaimana perkembangan yang sudah dicapainya dalam belajar. Baca selengkapnya…