Arsip

Archive for the ‘Bahasan Sains’ Category

5 Mamalia Eksotis Asli Indonesia yang Terancam Punah

Mei 3, 2011 12 komentar

Anda dapat membaca tulisan ini dalam versi bahasa Inggris di Scienceray.com, silakan klik di sini.
Berikut saya berikan daftar 5 hewan mamalia eksotis Indonesia yang terancam punah.

Bekantan si kera berhidung panjang


Bekantan (Nasalis larvatus) adalah kera dengan penampilan sangat unik. Pejantannya mempunyai hidung yang panjang dan sangat besar. Hidung yang panjang dan besar ini merupakan daya tarik seksual utama bagi betina. Bekantan hanya terdapat di Pulau Kalimantan, Indonesia. Populasinya sangat sedikit dan terus-menerus berkurang sejalan dengan perambahan hutan dan illegal loging. Bekantan jantan dewasa dapat mencapai ukuran 24 kg, sedangkan betina ukurannya lebih kecil. Keunikan lain dari bekantan adalah perutnya yang buncit. Perut buncitnya itu disebabkan karena banyaknya gas yang terdapat di dalam saluran pencernaannya. Bekantan gemar memakan daun dan buah-buahan tertentu yang menghasilkan gas. Hewan yang pandai berenang ini hidup di dalam hutan-hutan, di pesisir Pulau Kalimantan secara berkelompok, terdiri dari 10 hingga 32 ekor.

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah spesies badak terlangka di dunia dari 5 spesies yang masih eksis. Hewan ini diburu karena harga culanya yang mencapai 30.000 US dolar, di pasar gelap. Cula badak Jawa digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional Cina. Badak Jawa dapat mencapai umur 30 – 45 tahun.

Orang Utan (Pongo pygmaeus) merupakan spesies kera besar yang hanya terdapat di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Orang utan adalah makhluk yang sangat pemalu. Terdapat sedikit perbedaan antara orang utan Sumatra dengan orang utan Kalimantan, di mana orang utam Sumatra mempunyai rambut yang lebih halus.

Harimau Sumatra (Panthera tigris-sumatrae) adalah kerabat dekat harimau Jawa dan harimau Bali yang telah punah. Hewan ini terus-menerus berkurang jumlahnya karena kerusakan habitatnya. Penebangan hutan secara serampangan diduga sebagai penyebab utama langkanya hewan eksotis ini. Harimau sumatra juga kadang-kadang ditemukan mati karena masuk ke dalam perangkap yang dipasang penduduk untuk babi hutan.

Tapir

Tapir (Tapirus indicus) adalah hewan yang agak mirip dengan babi, tapi mempunyai moncong berbentuk belalai pendek. Hewan ini hidup menyendiri dan memakan daun-daunan di hutan. Keunikan hewan ini terletak pada warna tubuhnya yang hitam, dan bagian punggung yang berwarna putih. Keunikan warna ini bermanfaat untuk kamuflase. Jika tapir berbaring dan tidur, ia tampak seperti sebongkah batu. Hewan ini menandai wilayahnya dengan air kencing. Ia tidak akan mengijinkan tapir lain masuk ke wilayahnya, kecuali calon pasangannya.

Lima Tumbuhan Cantik Pemakan Hewan

April 27, 2011 13 komentar

Silakan klik di sini untuk membaca tulisan saya ini dalam versi Bahasa Inggris di scienceray.com. Tumbuhan pemakan hewan (karvivora) adalah fenomena alam yang sangat menarik. Tumbuhan pemakan hewan biasanya menghasilkan cairan tertentu untuk menarik mangsanya, kemudian setelah mangsanya dapat ditangkap, dengan bantuan enzim atau bakteri, mangsa tadi akan dicerna. Kebanyakan mangsa mereka adalah serangga. Setelah dicerna, mangsa tadi akan diambil nutrisinya. Hal ini sangat berhubungan dengan habitat alami mereka, yang biasanya miskin unsur hara (nutrien).

Berikut ini adalah daftar lima tumbuhan cantik pemakan hewan:
Nepenthes rajah
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang mampu memakan hewan-hewan besar. Mereka tidak hanya memakan serangga, tapi juga memakan kadal, katak, dan tikus. Nepenthes rajah dapat ditemukan di Palawan, Filipina. Nepenthes rajah termasuk golongan pitcher plant (kantong semar).

Nepenthes rajah mempunyai kantong perangkap berukuran sangat besar, sehingga selain serangga, ia juga dapat menangkap kadal, kodok, dan bahkan tikus.


Rafflessia arnoldi
Rafflessia arnoldi adalah tumbuhan pemakan serangga yang berukuran sangat besar. Tumbuhan ini termasuk ke dalam tumbuhan langka yang dilindungi karena populasinya yang sangat sedikit. Rafflessia arnoldi dapat ditemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Rafflessia menggunakan menggunakan mekanisme pitfall trap untuk memperoleh mangsanya.

Rafflesia arnoldi, bunga bangkai berukuran raksasa dari Sumatera, Indonesia.



Triphyophyllum

Berbeda dengan Nepenthes dan Rafflessia, tumbuhan ini menangkap mangsa dengan menggunakan lendir yang disekresikan oleh daunnya.

Dionaea muscipula
Tumbuhan ini dapat menangkap mangsa dengan cara menutup kedua belahan daunnya yang indah dengan cepat, bila ada serangga atau hewan kecil yang hingga di daun perangkapnya tersebut.

Drossera capensis

Drosera capensis adalah suatu spesies tumbuhan yang dapat melengkungkan daunnya jika ada serangga yang terbang dan menabraknya. Daun-daun yang mengeluarkan lendir lengket itu berbentuk seperti tentakel dengan bola-bola lendir di ujungnya. Lendir lengket itulah yang membuat serangga tidak dapat berkutik dan akhirnya menjadi mangsa Drossera capensis.
Gambar di ambil dari sini dan sini

Mengapa cecak memutuskan ekornya?

April 27, 2011 9 komentar

kadal ini telah melakukan autotomi, dan kini ekornya sudah mulai tumbuh kembali melalui proses regenerasi

Klik di sini untuk membaca tulisan saya ini dalam versi Bahasa Inggris di scienceray.com. Beberapa reptil seperticecak sering kita temukan memotong sendiri ekornya ketika diserang oleh kucing. Perilaku seperti ini disebut autotomi.

Autotomi adalah sebuah mekanisme pertahanan alami sejumlah hewan terhadap serangan predator. Hewan yang memiliki kemampuan autotomi memungkinkannya untuk dapat melepaskan diri dari sergapan predator. Hewan-hewan ini akan mengecoh predator dengan potongan tubuhnya yang bergerak-gerak. Autotomi biasanya berlangsung secara spontan.

Reptil adalah golongan hewan yang dikenal luas mempunyai kemampuan autotomi. Beberapa di antara reptil-reptil yang mampu melakukan autotomi misalnya lizard, skink, gecko, dan beberapa jenis salamander. Saat hewan-hewan ini tertangkap oleh predator, mereka akan memutuskan ekornya secara tiba-tiba. Ekor yang telah terpisah dari tubuhnya itu akan bergerak-gerak sehingga membingungkan predator.

Beberapa hewan lain yang dapat melakukan autotomi adalah kepiting, udang, bintang laut, laba-laba, cumi-cumi, dan gurita. Hewan-hewan ini seringkali memutuskan tentakel atau kaki mereka.

Hewan-hewan yang melakukan autotomi akan kehilangan bagian tubuh mereka tersebut untuk beberapa waktu. Kemudian, bagian-bagian tubuh itu akan tumbuh dan kembali seperti sedia kala secara perlahan-lahan melalui proses regenerasi. Beberapa penelitian mengungkapkan, bahwa kemampuan autotomi pada hewan-hewan tersebut harus dibayar mahal, misalnya dengan kehilangan kemampuan reproduksi.