Arsip

Posts Tagged ‘classroom action research’

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru

Juli 19, 2009 1 komentar

Educational action research can be an emancimatory and liberating force. (Zeichner, 2001)

Apa yang manfaat yang akan didapat oleh guru jika mereka melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK)? Mengapa penelitian tindakan kelas (PTK) sangat perlu untuk dikembangkan?

Di Indonesia, pada saat ini PTK memang mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam dunia pendidikan. Ada banyak hal yang menjadi alasannya. Di antaranya bahwa, hasil-hasil dari PTK dapat langsung dimanfaatkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas guru yang bersangkutan. Beberapa pakar pendidikan dan penelitian memberikan beberapa alasan mengapa PTK penting untuk dilakukan guru di sekolah. Beberapa alasan itu antara lain:

Pertama

PTK menawarkan suatu cara yang baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesional guru dalam kegiatan pembelajaran kelas (Suyanto, 1996). Sedangkan Cross (dalam Angelo, 1991) menyatakan bahwa hasil PTK dapat secara langsung dimanfaatkan untuk kepentingan kualitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan dapat meningkatkan wawasan pemahaman guru tentang pembelajaran.

Kedua

Melalui PTK guru dapat melakukan penelitian tentang masalah-masalah aktual yang mereka hadapi untuk mata pelajaran yang diampunya. Guru langsung dapat melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik dan efektif.

Ketiga

Saat seorang guru melakukan PTK, guru tersebut dapat tidak meninggalkan tugasnya, artinya guru masih tetap melakukan kegiatan mengajar seperti biasa, dan pada saat yang bersamaan secara terintegrasi guru melaksanakan penelitian. Oleh karena itu PTK sama sekali tidak mengganggu kelancaran kegiatan pembelajaran di dalam kelas (Kasihani, 1999).

Keempat

Karena permasalahan-permasalahan yang diteliti di dalam PTK adalah permasalahan-permasalahan yang dirasakan dan dialami guru sendiri, maka PTK dapat menjadi jembatan kesenjangan antara teori dan praktek. Karena setelah PTK guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai kesesuaian antara teori pembelajaran dengan praktek yang mereka lakukan. Guru akan mengetahui teori yang tidak sesuai (tidak tepat) dengan praktek yang mereka lakukan. Selanjutnya guru dapat memilih teori yang cocok dan dapat diterapkan di kelasnya.

Kelima

PTK dapat pula dilaksanakan oleh guru secara kolaborasi bersama-sama dengan pihak lain yang terkait. Misal kolaborasi guru mata pelajaran sejenis, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan yang lain untuk secara bersama-sama mengkaji permasalahan yang ada, untuk kemudian merencanakan tindakan-tindakan agar permasalahan-permasalahan yang ada dapat segera dicarikan jalan keluarnya.

Prinsip Dasar yang Harus Dipegang Saat Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

Juli 4, 2009 1 komentar

Acquiescence is not a characteristic of an action tesearcher. He is resourcefull, commited, tenacious, and above all, curious. He will not be satisfied with a given system if he sees elements of the system as unsatisfactory. He will seek to change it. In doing so, he refuses to be a servant, but becomes an acting agent. He rises above the role of a skilled technician and becomes an educator. (Jean McNiff, Action Research, Principles and Practice, McNiff, 1988, 50).

Kasihani (1999) dan Suyanto (1997), mendaftar beberapa hal yang harus dijadikan sebagai prinsip dasar dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), sebagaimana disajikan berikut ini.

Pertama

PTK tidak boleh mengganggu tugas utama dari guru yaitu mengajar. Jadi bila seorang guru sedang melakukan PTK, maka ia sebenarnya sedang berusaha mengembangkan perannya sebagai guru yang profesional, karena salah satu ciri guru yang profesional adalah dapat mengajar dengan efektif sambil melakukan penelitian.

Kedua

Pada saat kegiatan pengumpulan data dalam PTK, tidak disarankan menggunakan waktu yang terlalu lama. Agar hal ini terlaksana maka peneliti harus sudah merasa pasti dalam memilih teknik yang tepat, termasuk pengumpulan data awal sebelum kegiatan PTK dimulai.

Ketiga

Metodologi yang digunakan dalam PTK harus tepat dan terpercaya. Bila metodologinya tepat akan memberi peluang bagi guru untuk memformulasikan hipotesis tindakan dan mengembangan strategi yang dapat diterapkan di kelasnya.

Baca selengkapnya…

Penelitian Tindakan Kelas, Sebuah Tinjauan Definisi

We must find a way of bridging the traditional divide between educational theory and professional practice. (Jack Whitehead. Action Research, Principles and Practice, McNiff, 1988, ix).

Semua orang pasti setuju bahwa kita harus selalu meningkatkan mutu pembelajaran. Tapi bagaimanakah caranya? Ada pendapat yang cukup ekstrem, sebagaimana pendapat Angelo (1991). menurutnya, seharusnya dunia pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab peningkatan kualitas pendidikan.

Kenyataannya, bahwa para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Para peneliti (penelitian non kelas) ini lebih tertarik kepada aspek publikasi ilmiah hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Menurut para pakar pendidikan, para peneliti tersebut di kegiatan penelitiannya hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah yang menyebabkan persoalan-persoalan teknis (praktis) yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab.

Pada tahun 1986 dalam usahanya untuk menjembatani tercerai-berainya penelitian dengan praktik pembelajaran di kelas, Praticia Cross mengajukan sebuah cara sistematis untuk melakukan penelitian yang dilakukan di dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Cross (dalam Angelo, 1991) berpendapat bahwa cara yang diajukannya tersebut (selanjutnya disebut: Baca selengkapnya…